Powered By Blogger

Rabu, 13 Oktober 2010

Pakan Ternak: Gajah Kerdil dan Setaria

Belum lama ini kami ‘bermain’ ke kebun di pakidulan, selain mencoba tanam beberapa jenis pohon kayu, disana kami menanam beberapa jenis rumput unggulan untuk pakan ternak.

Ternyata dibandingkan dengan penanaman di sekitar Bandung, wuih jauh sekali perbedaan tumbuhnya.

Rumput dan tanaman-tanaman yang kami tanam di sana memiliki performa yang lebih baik dibandingkan di dataran tinggi di sekitar Bandung dan Cicalengka. Anakan rumput lebih banyak, daun lebih sehat dan segar. Perkiraan kami ini karena pemanasan dan nutrisi di tanah yang lebih baik, padahal kami tidak melakukan pemupukan intensif, pupuk sama saja dengan penanaman kami sebelumnya yaitu pupuk kandang kotoran sapi.

Rumput unggulan yang kami tanam diantaranya adalah:

Pennisetum purpureum cv. Mott

From Rumput dan Forage

Kami menyebutnya gajah kerdil, terjemahan bebas dari nama bulenya, Dwarf Elephant Grass. Kami pernah menyinggung si kerdil ini pada tulisan lama mengenai HIJAUAN PAKAN TERNAK: Rumput Gajah. Setelah dilihat-lihat lagi, ternyata itu tulisan tahun 2005, dan sejak itu kami secara iseng berusaha mencari siapa dan dimana yang memiliki bibitnya. Beruntung tahun kemarin (2008) seorang rekan mengirimkan sms bahwa beliau memiliki varietas rumput gajah yang batangnya pendek. Wuih, ini dia pikir kami. Tidak menunggu lama saya segera minta dikirim sampel. Tidak tanggung-tanggung, rekan kami ini mengirimkan sampel sebanyak 1 karung berisi kurang lebih 500 batang setek. Lain daripada rumput gajah biasa, batang si kerdil ini pendek, hanya sekitar 20 cm.

From Rumput dan Forage

Meski batangnya pendek, namun produktivitas daun tidak kalah dengan rumput gajah biasa. Namun kami belum sempat menghitung berapa produktivitas rumpun. Selain pendek, Mott juga memiliki batang yang pipih, tidak silinder penuh seperti biasanya rumput gajah.

From Rumput dan Forage

Kami juga tidak memiliki data teknis mengenai nutrisi si gajah kerdil ini. Tapi logika kami mengatakan karena batangnya lebih pendek, seharusnya Mott menggunakan air lebih sedikit dan nutrisi yang lebih efisien. Karena pada rumput gajah yang biasa (kecuali kultivar yang dikenal dengan nama Taiwan), batang rumput gajah sering menjadi waste karena terlalu keras untuk dikunyah sapi.

Selain si kerdil, kami juga menanam rumput unggulan lainnya.

Setaria sphacelata

Ini sebetulnya bukan jenis rumput baru. Menurut penuturan pak Athol J. Kilgour, seorang praktisi ternak yang sering kami mintakan saran dan pertimbangannya, rumput Setaria ini beliau bawa dari negaranya di New Zealand untuk ditanam di perkebunan Pangjebolan, Lembang. Kira-kira sekitar tahun 1960-an. Nampaknya dari sana menyebar kemana-mana termasuk wilayah Lampung. Sehingga pertama kali menanam bibit ini (sebelum kenal dengan Mr Athol) kami diberi tahu bahwa rumput ini bernama rumput Lampung.

Nah layaknya rumput dan tanaman-tanaman lain yang tumbuh di Pakidulan, kami cukup surprise dengan pertumbuhan si Lampung yang cukup amazing. Daun terlihat hijau royo-royo dan segar sekali. Kambing dan domba termasuk yang paling hobi sama rumput ini, kalau sapi sih udah ngga usah diomongin lagi :) .

From Rumput dan Forage

Setaria dapat dibiakkan dengan merecah akarnya. Di daerah yang agak tinggi (1000an mdpl) rumput ini jarang sekali kami lihat berbunga, namun di kebun kami di pakidulan (±100 mdpl), setaria mudah berbunga. Pun demikian kami belum berhasil membiakkan Setaria melalui biji.

From Rumput dan Forage

Ciri khas dari rumput setaria adalah batang bawahnya yang berwarna merah. Pak Athol sempat mengungkapkan bahwa rumput ini dapat bersimbiosa dengan semacam mikroba yang dapat memfiksasi nitrogen. Biasanya ditandai dengan batang bawah (dibawah kulit yang berwarna merah itu) berlendir.

From Rumput dan Forage

Selain itu kami juga menanam rumput African Star Grass (Cynodon nlemfuensis). Ini jenis rerumputan untuk padang penggembalaan. Tapi sayang kami terlupa mengambil gambarnya. Mungkin next time kalau kesana lagi.

Manglayang FARM

2 komentar:

Anonim mengatakan...

P.Purpureum cv mott/ odot/ dwarf elephant grass mempunyai kandungan sesuai DM basis CP mencapai 14-17%, serat kasar 24%, lebih rendah daripada rumput kinggrass yang sekitar 36%. tidak hanya domba dan kambing sapi lebih suka rumput ini dibanding rumput lainnya. sandy mantan petani alfalfa FB

Unknown mengatakan...

Dear admin, untuk mendapatkan biji rumput setaria ini bagaimana ya? Bisakah saya membelinya? Trims